setelah bulan juni 2009 lalu saya menuliskan tentang warna hidup (bag. 1), pada saat ini saya akan melanjutkannya dengan bagian 2.
Warna yang begitu banyak segera menghiasi hari-hari.
adakalanya bahwa setiap kita harus terhenti dan tertegun ketika diperhadapkan satu warna yang berbeda dari sejumlah warna. Tentunya setiap warna itu bukan mewakili suatu kondisi tertentu atau melambangkan sesuatu.
Warna adalah warna.
Sejak bulan Juni 2009 sampai saat ini, saya masih terus bergumul dengan warna hidup.
Yah, warna hidup saya gambarkan sebagai dinamika kehidupan. Itu saja. Tidak lebih dari sekedar bahasa tulisan saja. Tulisan saya yang lain tidak pernah rampung, karena lagi-lagi selalu terbentur pada bahasa puitis. Sepuitis apakah saya, saya juga tidak pernah tahu.
Kalau karena saya marah ketika buku-buku saya tentang puisi dan puisi-puisi ciptaan saya dibuang oleh ibunda, sebagai tolok ukur saya ini seorang pencipta puisi....rasanya bukan,...tidak.
Lalu....ya sudahlah.
Warna hitam telah berubah sekarang menjadi abu-abu...semoga menjadi putih dan nantinya ada warna pelangi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar